Pendidikan Rumah

Belajar untuk memahami arti merdeka

  • Home
  • Dunia Parenting
  • Artikel
    • Geografi
    • Sains
    • Seni
    • Life Skill
    • Berkebun
  • Kisah
    • Jalan-Jalan
  • Resensi Buku
  • Tentang Kami
Notification Show More
Font ResizerAa

Pendidikan Rumah

Belajar untuk memahami arti merdeka

Font ResizerAa
  • Home
  • Dunia Parenting
  • Artikel
  • Kisah
  • Resensi Buku
  • Tentang Kami
Search
  • Home
  • Dunia Parenting
  • Artikel
    • Geografi
    • Sains
    • Seni
    • Life Skill
    • Berkebun
  • Kisah
    • Jalan-Jalan
  • Resensi Buku
  • Tentang Kami
Follow US
Sains

Bersabar Menunggu Klik

Maya
Last updated: Agustus 8, 2012 6:36 am
By Maya
Share
2 Min Read
SHARE

Masih tentang pembiasaan puasa di bulan Ramadhan. Saya sudah mendapati putri saya berpuasa bukan karena disuruh, melainkan karena ia ingin. Kata orang, setiap anak berbeda-beda, dan saya siap jika pun anak laki-laki saya berbeda dalam pola belajar puasa ini. Namun pada ramadhan tahun ini saya menemukan, pola keduanya dalam belajar puasa tak jauh beda.

Pada awal puasa, Luqman (8 tahun) puasa hanya setengah hari, hari ke-2 sampai jam 3, hari ke-3 mencoba sampai maghrib tapi minum pada jam 3, lalu hari ke- 5 sampai ke-11 nasih belang di antara setengah hari dan hampir penuh. Saya membiarkan atau tepatnya mengizinkan karena ia minta izin untuk itu. Dengan jawaban sama untuknya, “Terserah Ade. Yang tahu kuat atau tidak kan Ade sendiri. Kalau merasa kuat dan mau meneruskan sampai maghrib boleh, kalau nggak kuat dan mau berbuka juga boleh.”

Jawaban fleksibel itu sebenarnya sebuah bentuk kepercayaan yang coba saya berikan. Mengingat putra saya berkarakter koleris, yang senang dengan tantangan dan argumentasi, bukan paksaan, rupanya cara sederhana itu sangat tepat. Pada hari ke-12 hingga hari ini ke-21 ia benar-benar bertahan dengan puasanya hingga maghrib. Sama sekali tanpa iming-iming hadiah.

Ia juga beraktivitas dan gesit seperti biasanya. Ia memanjat pohon kersen, bermain bersama teman-temannya, membuat prakarya, berlari, dan aktivitas fisik lainnya tanpa terlihat lelah. Sesekali, dengan bangga ia berkata, “Ma, sekarang Ade nggak merasa sedang puasa. Seharian rasanya biasa saja.” Saya cuma bilang, “Itu adalah pertolongan Allah karena Ade berniat dengan kuat.”

Setelah itu saya makin percaya bahwa ketika orang tua mampu menunjukkan integritasnya di hadapan anak-anak, tanpa harus memaksa, akan ada saatnya anak-anak KLIK dan melakukan apa yang menurut kita baik untuk dilakukan.

READ  Ingin Seperti HAMKA

Mereka makhluk yang adaptable dan cukup cerdas untuk memutuskan apa yang harus mereka lakukan tanpa tindakan represif. Syaratnya, tunjukkanlah integritas, bukan hanya nasihat kosong.

TAGGED:pendidikan rumah
Share This Article
Facebook Twitter Whatsapp Whatsapp LinkedIn Telegram
Share
What do you think?
Love0
Sad0
Happy0
Sleepy0
Angry0
Dead0
Wink0

Fast Four Quiz: Precision Medicine in Cancer

How much do you know about precision medicine in cancer? Test your knowledge with this quick quiz.
Get Started
Hikmah dari Sebuah Perpustakaan Mini

Tidak terasa, pada tanggal 16 Juli 2010 sudah masuk bulan ke-lima perpustakaan…

Rak Buku Gantung dari Kardus Bekas

Punya ruang belajar yang luas, pasti menyenangkan. Segala macam perangkat belajar bisa…

Al Barqy: Metode Cepat Belajar Baca Quran

Bisa membaca Al Quran tentu saja keharusan yang mutlak bagi seorang muslim.…

Your one-stop resource for medical news and education.

Your one-stop resource for medical news and education.
Sign Up for Free

You Might Also Like

Ikut Lomba Mewarnai

By Maya

Makin Asyik Sekolah di Rumah

By Maya

Kompetisi atau Sekadar Mengukur Kemampuan?

By Maya
Challenge
Artikel

Next (Bukan Skip) Challenge

By Maya
Copyright @2024 PendidikanRumah.com
Welcome Back!

Sign in to your account