Si bujang mengaku masih sulit melawan kantuk sehabis sholat shubuh, jadi terpaksa tidur lagi sampai pukul 6.30. Tapi di hari ke-13 Ramadhan matanya ternyata sanggup terus menyala. Penyebabnya, karena ada projek yang tiba-tiba ingin ia kerjakan. Membuat miniatur kapal dari kardus bekas, itulah dia. Meski telunjuk kiri masih pakai hansaplast karena robek oleh pisau “cutter”, ia serius betul dengan pekerjaannya. Coba ya dari hari pertama Ramadhan ide itu datang 😀
Projek ini terpicu oleh obrolan dengan papanya sesudah buka puasa, tentang memilih aktivitas yang akan difokuskan. Dalam bahasa dewasanya, si papa mengingatkan bahwa ia perlu belajar menentukan visi atau target jangka panjang. Kalau target sudah ditetapkan, maka apa yang kita kerjakan adalah melakukan aktivitas yang menunjang target itu terwujud, bukan ke sana kemari tak jelas tujuan.
Nah, membuat desain produk 3D adalah salah satu yang menjadi hobinya, dan dimulai dari kecenderungan yang ia rasakan itu, akhirnya ia bisa menjawab setidaknya dengan satu keinginan yang lebih jelas: ingin memproduksi dan menjual mainan untuk anak-anak.
Setelah sahur, kami pun “browsing” di internet. Apa saja produk mainan yang sudah ada, yang bisa dimodifikasi bahannya ataupun modelnya. Dan meski tanpa sebuah ikrar, saya insya Allah harus berusaha mendampinginya hingga keinginan itu benar-benar tertuang nyata. 😀