Membuat miniatur model berbagai benda, memang paling diminati Luqman. Dulu, dia tergila-gila membuat pedang-pedangan dan pakaian perang dari karton duplek dan kardus. Berpuluh-puluh pedang, tameng, dan topi dibuatnya. Kalau ingat prinsip kaizen, kita akan mengerti, apa yang sebenarnya dilakukannya. Hal itu adalah proses penyempurnaan yang terus-menerus. Tapi adakalanya, ibunya ini yang justru “bosan” melihat dia fokus hanya di situ :D. Padahal fokus, justru sering jadi barang mahal ya, bagi orang dewasa.
Namun sekarang ini, variasi penggunaan kardus bekasnya mulai bertambah. Ia membuat kapal dan pesawat. Ia mulai saya izinkan memakai “glue gun” listrik. Tapi memang, tempat harus benar-benar aman dari kemungkinan bahaya. Saya korbankan meja besar yang biasanya dipakai makan, untuk jadi meja kerja dia. Jadi, sekalipun nanti berantakan, lokasinya terisolasi hanya di satu tempat.
Inilah salah satu efek paling terasa, ketika kegiatan berdigital ria kami kurangi. Dan pastinya, ada banyak alternatif kegiatan lain yang tak kalah seru untuk dieksplorasi anak di dunia nyata. Mari berburu ide dan eksekusi! 😀