Kue cucur termasuk makanan kesukaan Azkia sejak kecil. Sudah seminggu dia bilang rindu kue cucur, tapi di Tanjungsari jarang ada yang jual. Solusinya? Tentu saja bikin sendiri. Walaupun saya belum pernah membuat kue cucur, di zaman ini tentu tak perlu patah arang. “Mr. Google” sangat membantu untuk mencari resepnya 🙂
Proses pembuatan kue cucur menurut saya bisa melatih kesabaran ^_^, dan buat Azkia sangat bagus untuk menstimulasi kekuatan otot tangannya yang masih belum cukup baik.
Tapi jangan salah, percobaan kami tidak langsung berhasil. Walau rasanya cukup mantap, sehingga cucur tidak sempurna pun amblas tak bersisa, namun bentuknya belum sesuai harapan. Barulah pada percobaan ketiga ditemukan teknik yang lebih baik. Sumber inspirasinya didapat dari sebuah video di youtube.
Perbedaannya sederhana saja, yaitu alat untuk menuang adonan. Awalnya saya memakai sendok sayur, tapi kemudian kami ganti dengan cangkir kecil sehingga saat adonan dituangkan ke dalam wajan, jatuh lebih mulus, tidak berceceran. Selain itu, minyaknya juga dibuat agak banyak sehingga si kue terendam semua. Percobaan memasak makanan baru selalu mengingatkan saya akan prinsip keren ini: TIDAK ADA KEBERHASILAN YANG INSTAN. Belajar adalah proses. Yuk, yuk! Bikin kue cucur :D.