Beberapa minggu lalu.
Si Kakak: Mau dong ngurusin data keuangan
Papa: Data keuangan siapa?
Si Kakak: Data keuangan kita aja, keluarga.
Emak: Wah, boleh banget. Pah, siap ajarin kakak akuntasi dasar. (Nodong papanya 😀 )
Papa: Beneran kakak mau belajar? Hayuk, langsung.
Mereka menyingkir dari meja komputer lalu belajar kilat tentang administrasi keuangan sederhana. Aktiva, passiva, kredit, debet, kriteria harta bergerak, harta tidak bergerak, dan form data akuntansi dasar. Kurang lebih 45 menit “kuliah” berlangsung.
Hasilnya, si kakak mulai magang mencatat arus kas harian keluarga. Anak dapat ilmu dan pengalaman, ortunya dapet admin relawan 😀 .
Selain waktu belajar terjadwal, cepat tanggap terhadap topik yang diminati anak, menjadi sangat penting jika memilih jalur pendidikan informal. Kalau enggak, kesempatan sering hilang percuma, dan minat pun menguap pergi.
Dan dalam obrolan di sela waktu kosong, si papa juga menambahkan mengapa data keuangan itu penting. Bukan sekadar untuk catatan, namun bisa menjadi dasar kita dalam menentukan rata-rata kebutuhan. Kita juga jadi tahu apakah pendapatan kita berlebih atau malah kurang dibandingkan pengeluaran. Jika kurang, kita bisa cari, mana pengeluaran yang bisa dikurangi supaya pendapatan itu cukup, atau jika berlebih kita bisa menabung dan berinfak. Jadi, pendapatan tidak dihambur-hamburkan percuma. Pengaturan keuangan ini juga bisa kalian pakai nanti dalam usaha, supaya jelas untung dan ruginya, jelas ke mana uang kita pergi dan dari mana sumbernya.
(Semoga ada manfaatnya 😀 )