Hari Sabtu lalu, saya dan anak-anak naik angkot dari bilangan Palasari menuju jalan Surapati. Saya duduk persis di belakang sopir. Di sepanjang jalan, Pak Sopir “curhat” tentang maraknya taksi dan ojek online, tentang betapa drastisnya penurunan “income” mereka. Ia bilang, “Apalagi sekarang sedang ada diskon lima puluh persen, Bu. Wah, tambah sepi aja.”
Saya hanya menimpali sedikit, dan lebih banyak mendengarkan. Tapi satu kalimat yang membuat saya merasa prihatin, Pak Sopir, yang sudah paruh baya itu bilang, “Yang saya masih bingung itu, di mana induknya? Kalau saja tahu di mana induknya, kami bisa datangi untuk diajak bicara.”
Tiba di perempatan jalan Pahlawan kami berhenti untuk naik angkot berikutnya. Kali ini tanpa perbincangan, tapi sopirnya terlihat ceria dan optimis. Rupanya belum semua jalur angkot sepi.
Sorenya, sehabis mengajar, saya ke tempat les kung fu untuk menjemput anak-anak. Bertemulah dengan ibu-ibu yang juga sedang menunggui anak-anaknya. Anehnya obrolan yang bergulir juga seputar taksi online, namun dari sudut pandang konsumen. Di manapun, konsumen (termasuk saya), pasti ingin yang murah dan nyaman. Tak bisa disalahkan jika banyak orang mulai beralih memilih angkutan berbasis aplikasi.
Menyimak kedua pendapat yang berseberangan itu, sebagai orang biasa saya tak bisa memberi solusi yang menyeluruh dan adil. Tugas itu ada di pundak pemerintah, yang harus mengayomi dan menjembatani kebutuhan seluruh warganya. Namun sebagai pribadi, saya bisa berusaha untuk bersikap adil dalam level yang sederhana. Gunakan saja angkot ataupun taksi online sesuai situasi dan kebutuhan, lalu terima kekurangan dan kelebihannya tanpa harus membanding-bandingkan.
Perubahan, memang selalu menimbulkan gejolak pada awalnya, walau keseimbangan saya yakin akan terjadi juga pada akhirnya. “Inna ma’al usri yusron”. Hal itu juga kerap terjadi di dalam kehidupan personal ataupun keluarga. Mau tak mau kita memang perlu melatih diri dan anak-anak untuk beradaptasi dengan perubahan, berselancar di tengah gelombang perubahan, dengan tetap memelihara kesadaran, ke arah manapun perubahan itu bergerak, milikilah pijakan yang kuat, agar kita bisa berselancar dengan selamat.