Azkia selalu ikut duduk di ruangan saat saya memandu anak-anak di kelas menulis. Dia tentu mengamati semua proses yang terjadi, misalnya ada anak yang tanya nggak ngerti apa maksud tugasnya, ada yang tanya kenapa di kertas belanja tulisannya disingkat-singkat, dan kenapa nama bank juga disingkat-singkat sementara mereka dianjurkan menulis dengan ejaan lengkap, dan pertanyaan lainnya.
Di rumah Azkia bertanya, “Mama nggak terganggu ketika ada anak-anak yang ribut dan protes?”
Saya: Justru Mama lebih senang kalau anak-anak itu ribut heboh merespons. Itu artinya mereka memperhatikan dan peduli pada materi yang diberikan. Yang bikin bingung itu kalau semua anak diam. Mama nggak tahu mereka mengerti atau enggak.
Tapi setelah saya pikir-pikir, mungkin sudut pandang itu pas karena anak-anak yang saya ajar hanya 5 orang. Bagaimana kalau saya mengajar 10 atau bahkan 40 orang? Terus terang, saya tidak berani menepuk dada bahwa saya juga masih nyaman dengan semua keributan. Haruskah mencoba untuk membuktikannya?