Begitu banyak makna yang saya peroleh saat bersama Mama menemani almarhum bapa di rumah sakit. Nampaknya memang di sanalah salah satu tempat, di mana pertolongan Allah begitu dirindukan. Erangan dan tangisan para pasien yang menahan sakit terdengar nyaris dari setiap ruangan, dan begitu memilukan. Saya jadi sadar, jika di rumah kadang masing mengeluhkan hal-hal remeh, sesungguhnya di rumah sakit akan ditemukan penderitaan yang jauh lebih berat, sehingga sudah semestinya saya malu untuk mengeluh.
Lewat tengah malam jangan harap mendengar kesunyian. Jika di rumah-rumah kita mungkin sudah terlelap pada jam-jam itu, tidaklah demikian di rumah sakit. Para penunggu pasien acapkali harus begadang hingga pagi dan mendengar rintihan demi rintihan yang mengaduk-ngaduk perasaan. Kesunyian makin pecah ketika di salah satu ruang perawatan ada pasien yang berpulang. Perawat sibuk mengurusi berbagai keperluan. Menyaksikan hal itu, sayapun seperti diingatkan tentang betapa berharganya waktu, kesehatan, dan kelapangan. Dalam keseharian, semua itu kadang masih disia-siakan dan lupa untuk saya syukuri.
Karena ruang tunggu terbatas dan tak ada kerabat yang tinggal di dekat rumah sakit, selama beberapa malam, anak-anak dan suami saya memutuskan untuk tidur di mobil, tepat di depan IGD. Anak-anak bercerita, tiap sebentar ada saja pasien baru yang dibawa. Begitu sering mereka mendengar tangisan dan bahkan jeritan histeris. Mereka dengan nyata menyaksikan orang-orang yang sedang menderita di luar diri mereka.
Mudah-mudahan semua pengalaman itu bisa menghidupkan empati dan melembutkan hati. Tak ada yang sia-sia dari setiap peristiwa. Insya Allah ada hikmah besar di baliknya. Amin.
==============================================================
Diriwayatkan dari Abu Hurairah r.a., beliau berkata, telah bersabda Rasulullah saw, sesungguhnya Allah Azza wa Jalla kelak di hari kiamat akan berfirman, “Wahai anak cucu Adam, aku sakit dan kamu tidak menjengukku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami menjenguk-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam”, Allah berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku yang bernama Fulan sakit, dan kamu tidak menjenguknya? Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya jika kamu menjenguknya, engkau akan mendapati-Ku didekatnya.
Wahai anak cucu adam, aku meminta makanan kepadamu, namun kamu tidak memberiku makanan kepada-Ku”, ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami dapat memberi makan kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Tidakkah engkau tahu, sesungguhnya hambaku fulan meminta makanan, dan kemudian kalian tidak memberinya makanan? Tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberinya makanan, benar-benar akan kau dapati perbuatan itu di sisi-Ku.
Wahai anak cucu adam, Aku meminta minum kepadamu, namun engkau tidak memberi-Ku minum” , ada yang berkata, “Wahai Tuhanku, bagaimana kami memberi minum kepada-Mu sedangkan Engkau adalah Tuhan Semesta Alam?” Allah Subhanahu wa ta’ala berfirman, “Seorang hambaku yang bernama fulan meminta minum kepadamu, namun tidak engkau beri minum, tidakkah engkau tahu, seandainya engkau memberi minum kepadanya, benar – benar akan kau dapati (pahala) amal itu di sisi-Ku” (Hadist diriwayatkan oleh Muslim.)