Kegiatan sehabis sahur memang perlu ada jika tak ingin si bujang ngantuk berat. Kemarin ia mencoba mengambil drone mininya yang rusak. Dicobanya charging di laptop, dan ia senang karena ternyata drone masih menyala.
Lalu ia mengambil obeng kecil dan mulai ngoprek. Lalu ia berceloteh menganalisis masalah si drone sehingga ia tidak bisa terbang. Salah satunya karena salah satu kabel putus. “Perlu solder, Mah buat masangnya,” ujarnya.
Saya bilang, solder ada tapi nggak ada timahnya. Si Papa, yang sedang sibuk sebenarnya, dirayu untuk mengantar anak ke pasar. Beli timah sekaligus ampelas untuk menghaluskan busur bambu yang sedang dibuat.
Usai kembali dari pasar, penyolderan dimulai. Karena ternyata tak semudah dalam bayangan. Saya bilang, coba cari dulu tutorial di youtube, soalnya Mama belum pernah nyoba. Ia membuka youtube dan browsing, tapi video yang didapat membingungkan. Ya udah, ia coba lagi sendiri, dan “Eureka!” ia bisa juga akhirnya 😀 .
Tapi sesudah kabel terpasang, remote dinyalakan, serta drone juga menyala, ia tetap tak bisa terbang. Lalu Si bujang menganalisis lagi penyebabnya, yaitu baling-baling yang longgar. Ia coba pegangi salah satu baling-baling saat remote dinyalakan. “Tak ada tekanan, Mah,” ujarnya. “Berarti, satu baling-baling ini memang tidak berfungsi. Ada lem nggak ya?”
(Pe er lagi buat kami. Sepertinya ia harus mendapatkan guru elektronika agar minatnya terasah dengan benar.)
Terus terang, untuk mampu melayani minat anak, butuh effort besar. Saya pun belum sempat memberikan solusi soal lem. Untuk sementara si drone tersimpan lagi apa adanya. Sekarang ia kembali mengoprek, menyempurnakan projek pembuatan busur dan panah, yang menurutnya masih tetap belum memuaskan.