![1](http://pendidikanrumah.com/wp-content/uploads/2012/04/1-204x300.jpg)
Nature study yang paling menarik adalah berinteraksi langsung dengan alam. Saya merasakan hal itu jauh lebih efektif untuk menumbuhkan kepekaan dan mendekatkan hubungan emosional anak-anak dengan alam. Karena itulah, kegiatan menanam menjadi salah satu kegiatan penting yang sesekali kami lakukan.
Akan tetapi, selain itu saya juga tidak menafikan pentingnya pengetahuan dari sumber-sumber yang ada sebelumnya. Saya masih tetap memilih buku sebagai bahan pendukung utama. Internet hanya tambahan saja.
Buku-buku tentang makhluk hidup sudah saya beli sebelum anak-anak bisa membaca. Awalnya terasa konyol juga. Anak saya masih berumur 2 tahun tapi saya sudah belikan untuknya sepaket buku yang harganya membuat kami tidak bisa membeli secara kontan. Kalau sebagian orang mungkin mengkredit kulkas, saya pilih mengkredit buku terlebih dulu. Maklum juga, waktu itu saya belum terlalu tahu seluk-beluk buku bekas. Sekarang sih hafal, buku yang dulu saya kredit itu ternyata bisa dibeli di palasari dengan harga jauh lebih murah.
Lewat buku-buku itulah, anak-anak belajar tentang makhluk hidup dan kemudian secara bergantian mengait-ngaitkannya saat melihatnya langsung di alam nyata. Tak heran, kalau mereka lebih pintar daripada saya 🙂
Pernah suatu hari saya melihat lalat hinggap di bunga wortel. Saya masih bingung kenapa ada lalat di bunga, dan berpikir mungkin bunga itu tersiram sesuatu yang berbau amis. Belum selesai saya berpikir, mereka tiba-tiba menyimpulkan bahwa itu lalat bunga. Baru belakangan saya baca langsung di buku sumbernya, memang benar ada jenis lalat yang senang hinggap di bunga.
Pada hari yang lain, ketika kami melihat sejumput benda berbusa di daun ilalang saat jalan-jalan ke sawah, Luqman bisa menduga-duga bahwa itu mungkin sarang kepik busa. Saya cuma manggut-manggut.
Membaca, menjadi pilar penting yang saya utamakan, bukan untuk menggegas anak-anak berhenti pada titik kemampuan bisa membaca, namun hanya sekadar alat bantu agar mereka mandiri dalam belajar. Dan saya merasakan manfaatnya sekarang. Anak-anak alhamdulillah “gila membaca” dan saya hanya perlu meresponnya dengan menyediakan bahan bacaan serta berdiskusi.
Kembali ke nature study. Bolak-balik antara teori dan praktik, antara buku dan pengalaman nyata, membuat belajar menjadi semakin menarik dan khazanah wawasan anak menjadi bertambah. Insya Allah.