Salah satu kebiasaan yang ingin diubah dalam Ramadhan tahun ini di rumah kami adalah tetap terjaga sehabis sahur. Meski hari pertama sukses bersemangat tidak tidur lagi, hari kedua dan ketiga, godaan tidur, walau sebentar, muncul juga pada anak-anak. Nah, sehabis sholat subuh tadi papa akhirnya membacakan artikel, mengapa sebaiknya kita tidak tidur sehabis sahur. Penjelasannya ilmiah dan masuk akal. Inti pesannya sama seperti anjuran untuk menghindari makan malam terlalu dekat dengan waktu tidur.
Akan tetapi, tetap saja, harus ada ikhtiar lain agar si pengetahuan itu mampu dipraktikkan. Salah satunya dengan melakukan kegiatan yang merangsang otak untuk tertantang berpikir, namun dalam suasana yang menyenangkan. Bagi yang suka craft, mungkin dengan mengerjakan art craft, bagi yang suka lego, mungkin bermain lego, dll, selama hal itu memang bukan kegiatan yang mengandung dosa.
Nah, pagi tadi, berawal dari pertanyaan Si Kakak yang masih saja lesu saat membuat kolase, “Kenapa ya, kalau ngantuk kita menguap terus?”, jadilah kami teringat buku satu ini untuk mencari jawabannya. Mungkin karena isi buku ini ringan dan pertanyaannya kocak, terlebih dibacanya keras-keras, selera tidur Si Kakak tanpa terasa pergi begitu saja. Meski pertanyaan awal tidak sepenuhnya ditemukan jawabannya, namun banyak info lainnya terbaca.
Satu hal yang tadi sempat dibaca dan disimpulkan si kakak, “Wah, Mama, ternyata debu juga berguna ya. Katanya, jika tidak ada debu di bumi maka kita tidak bisa menyaksikan langit sore….. “. Subhanallah, ada banyak cara untuk membuat kita bersyukur, termasuk dari buku-buku sains ringan semacam ini.
Dan makin yakin, jika kita berniat sungguh-sungguh, memang ada saja cara yang Allah ilhamkan untuk mewujudkan niat itu, sekalipun mungkin niat itu hanya dalam hal-hal yang kecil.